Hidup adalah Hari Ini

Hidup adalah Hari Ini


Cerita ini masuk ke dalam mimpi ku saat sedang berada di titik terandah ku. Dan aku menyebut nya dengan menjadi lebih baik dalam satu persen saja, selanjut nya mari kita mulai..

Ini lah Hidup adalah hari ini!!

Di dalam mimpi tersebut saya adalah orang yang ingin selalu nomor satu.

Jika ada ujian saya selalu ingin selesai duluan, PR pun saya kerjakan setelah pulang dari sekolah.

Saking rajinnya, saya jarang sekali bermain bersama teman-temannya.

Memang hal itu tidaklah buruk, justru sangat baik.

Kebiasaan di atas, sudah dilakukan saya sejak duduk di bangku sekolah dasar hingga waktu SMA.

Prestasi di sekolahnya pun memang terbilang mentereng, selalu masuk 3 besar di kelas

Lambat laun, Saya dewasa dan mulai merenungi banyak hal.

Satu hal yang paling mengganggu pikiran saya adalah mengenai kehidupan sosial.

Saya merasa tak mempunyai banyak teman karena terlalu sibuk belajar untuk menyiapkan masa depan.

Walau saya jago dalam urusan belajar, tapi hati saya merasa hampa karena selalu sendirian.

Hingga satu waktu, saat menjelang libur semester, ketika teman-temannya sibuk menyiapkan liburan saya justru siap-siap untuk kembali belajar.

Namun saya kembali merenung dan sedih, lantaran tak ada satu pun yang mengajaknya untuk pergi berlibur.

Waktu liburan akhir tiba dan saya menghabiskan waktu liburannya dengan belajar untuk semester selanjutnya.

Kembali sekolah, saya kini tampak lebih murung.

 Saya murung berhari-hari dan diketahui oleh guru.

Merasa khawatir, sang guru lalu meminta saya untuk datang ke ruangannya.

Mulanya saya bingung, apakah saya melakukan kesalahan?

Saya pun bergegas menemui gurunya tersebut.

“Putra, kenapa?” jawab sang guru.

Saya lalu menceritakan mengenai persoalannya yang sedang saya hadapai.

Sang guru hanya memberikan pesan singkat.

“Putra, hiduplah untuk hari ini, biar esok menjadi misteri,” tutur si guru.

“Maksudnya begini, kamu boleh mengerjakan sesuatu untuk besok hari, tapi jangan lupakan hari ini, nikmatilah hari ini.”

“Jangan sampai kamu hidup terlalu cepat hingga tidak punya teman, ingat Put, hiduplah hari ini.”

Kata-kata guru di atas membuat saya berpikir, saya ternyata terlalu sibuk dan khawatir dengan masa depan, sedangkan masa sekarang saya hiraukan.

Perkataan sang guru termaktub oleh saya, yang murid rajin ini mulai hidup pelan-pelan dan tak serba cepat.

Saya pun mulai bisa menikmati hidup dan sedikit demi sedikit mempunyai teman.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjaga Tradisi di Tengah Modernitas: Eksklusi Sosial yang Dihadapi Komunitas Adat Baduy

Dari Limbah Menjadi Berkah : Pengaruh Briket Ampas Tebu pada Pengoptimalisasian UMKM dan Sumber Daya Lokal

Pengalaman Hidup