Dari Limbah Menjadi Berkah : Pengaruh Briket Ampas Tebu pada Pengoptimalisasian UMKM dan Sumber Daya Lokal


ANALISIS PENGARUH INOVASI BRIKET AMPAS TEBU DALAM OPTIMALISASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI UMKM DI DESA SUKOLILO KECAMATAN WAJAK KABUPATEN MALANG 


Praktik Pembuatan Briket Bersama Ibu PKK

Desa Sukolilo, yang terletak di Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, memiliki potensi besar dalam produksi tebu. Melimpahnya produksi tebu menghasilkan sejumlah besar ampas tebu yang menjadi limbah pertanian. Dalam penelitian sekaligus melakukan program kerja Himpunan Mahasiswa Sosiologi (HIMASIGI) dengan melakukan dedikasi kepada masyarakat. Dalam program kerja ini penulis berinovasi untuk memberdayakan masyarakat  dengan cara memanfaatkan ampas tebu menjadi briket yang merupakan langkah strategis untuk mengatasi masalah limbah dan meningkatkan nilai ekonomi bagi Desa Sukolilo. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh inovasi briket ampas tebu terhadap pertumbuhan ekonomi UMKM di desa ini.

Observasi yang dilakukan di Desa Sukolilo menunjukkan bahwa inovasi briket ampas tebu telah diadopsi oleh beberapa UMKM sejak awal tahun 2021. Menurut data dari (Pemerintah Desa Sukolilo: 2022) terdapat sekitar 20 UMKM yang kini memproduksi briket ampas tebu. Peningkatan jumlah UMKM ini sejalan dengan upaya pemerintah desa dalam mendukung pengembangan energi terbarukan dan ramah lingkungan. Hasil wawancara dengan Kepala Desa Sukolilo menyebutkan bahwa inovasi ini mampu mengurangi limbah tebu hingga 70%.

Proses produksi briket ampas tebu melibatkan beberapa tahapan yang cukup sederhana namun efektif. Dimulai dari pengumpulan dan pengeringan ampas tebu, kemudian dilanjutkan dengan proses penghalusan dan pencampuran dengan bahan perekat alami. Campuran tersebut kemudian dipres menjadi bentuk briket dan dikeringkan kembali, briket ampas tebu memiliki kalori sekitar 4000-4500 kkal/kg, sehingga cocok digunakan sebagai bahan bakar alternatif (Taufik, et. al: 2023). Dalam praktik pembuatan briket ini diharapkan masyarakat Desa Sukolilo mampu memaksimalkan lagi pemanfaatan limbah yang ada di desa.

Wawancara dengan beberapa pengusaha UMKM di Desa Sukolilo mengungkapkan bahwa inovasi ini telah membantu meningkatkan pendapatan mereka secara signifikan. Salah satu pengusaha, Bapak Ahmad, menyatakan bahwa pendapatannya meningkat hingga 40% sejak beralih ke produksi briket. Selain itu, harga jual briket yang stabil dan permintaan yang terus meningkat membuat usaha ini menjadi lebih menguntungkan dibandingkan usaha sebelumnya. Hal ini didukung oleh data dari (Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Malang: 2022) yang menunjukkan peningkatan pendapatan rata-rata UMKM sebesar 35%.

Selain peningkatan pendapatan, inovasi briket ampas tebu juga membuka lapangan kerja baru bagi penduduk desa. Data dari (Pemerintah Desa Sukolilo: 2022) mencatat penambahan sekitar 60 tenaga kerja baru yang terlibat dalam proses produksi dan distribusi briket. Mayoritas tenaga kerja ini adalah penduduk lokal yang sebelumnya tidak memiliki pekerjaan tetap. Penambahan lapangan kerja ini berkontribusi pada pengurangan tingkat pengangguran di desa, yang turun sebesar 20% dalam dua tahun terakhir.

Penggunaan briket ampas tebu sebagai bahan bakar alternatif juga memberikan dampak positif terhadap lingkungan. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa briket ampas tebu menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah dibandingkan dengan kayu bakar dan batu bara. Hal ini penting untuk mendukung upaya mitigasi perubahan iklim dan menjaga kelestarian lingkungan. Selain itu, pemanfaatan ampas tebu yang sebelumnya hanya menjadi limbah, kini dapat dikonversi menjadi produk yang bernilai ekonomis (Setiawan, et. al: 2019)

Dalam praktik pembuatan briket ini terdapat beberapa tantangan yang dihadapi oleh UMKM dalam memproduksi briket ampas tebu. Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan akses terhadap teknologi dan peralatan modern. Banyak UMKM yang masih menggunakan peralatan tradisional, sehingga kapasitas produksi mereka terbatas. Menurut laporan (Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Malang: 2022) hanya sekitar 30% UMKM yang memiliki akses ke mesin pres modern. Bantuan pemerintah dalam bentuk mesin pres dan pengering modern sangat diperlukan untuk meningkatkan kapasitas produksi.

Selain teknologi, pelatihan dan penyuluhan mengenai teknik produksi dan manajemen usaha juga sangat diperlukan. Dari data (Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Malang: 2022) menyatakan telah mengadakan beberapa pelatihan bagi pengusaha UMKM di Desa Sukolilo. Materi pelatihan meliputi teknik produksi briket, manajemen keuangan, serta strategi pemasaran. Hasilnya, terdapat peningkatan keterampilan dan pengetahuan di kalangan pengusaha, yang berimbas pada peningkatan kualitas produk dan efisiensi usaha.

Distribusi dan pemasaran briket ampas tebu juga menjadi aspek penting dalam keberhasilan inovasi ini. Berdasarkan wawancara dengan beberapa pengusaha UMKM, mereka menghadapi tantangan dalam memperluas jangkauan pasar. Saat ini, mayoritas penjualan masih terbatas pada pasar lokal dan regional. Namun, dengan adanya dukungan dari pemerintah daerah, beberapa UMKM telah berhasil menjalin kerja sama dengan distributor di kota-kota besar seperti Surabaya dan Jakarta.

Keberhasilan inovasi briket ampas tebu di Desa Sukolilo juga didukung oleh kebijakan pemerintah daerah yang proaktif. Pemerintah Kabupaten Malang melalui program pengembangan UMKM memberikan berbagai insentif dan kemudahan perizinan bagi usaha baru. Selain itu, adanya kemitraan dengan perguruan tinggi dan lembaga penelitian juga membantu dalam transfer teknologi dan inovasi.

Dari perspektif ekonomi, penggunaan briket ampas tebu memberikan keuntungan ganda. Pertama, UMKM dapat mengurangi biaya produksi dengan memanfaatkan bahan baku yang murah dan melimpah. Kedua, produk yang dihasilkan memiliki daya jual tinggi karena permintaan terhadap energi alternatif terus meningkat. Dengan harga jual rata-rata Rp 4.000 per kilogram, UMKM di Desa Sukolilo mampu menghasilkan pendapatan tambahan yang signifikan. Inovasi briket ampas tebu juga memberikan dampak sosial yang positif. Dari hasil riset sebanyak 80% masyarakat disemua desa merasakan manfaat dari adanya produksi briket ini, selain membuka lapangan kerja, pendapatan tambahan dari briket juga digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup, seperti perbaikan rumah dan pendidikan anak (Bastomi, et. al: 2023).

Pemberdayaan wanita juga menjadi salah satu aspek penting dari keberhasilan inovasi ini. Banyak wanita di Desa Sukolilo yang terlibat dalam proses produksi briket salah satunya adalah Ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), mulai dari pengeringan hingga pengepakan. Keterlibatan mereka tidak hanya memberikan tambahan pendapatan keluarga, tetapi juga meningkatkan peran mereka dalam ekonomi lokal. Data menunjukkan bahwa 60% tenaga kerja di sektor ini adalah wanita.

Di masa depan, keberlanjutan produksi briket ampas tebu memerlukan perhatian terhadap beberapa aspek. Salah satunya adalah diversifikasi produk untuk meningkatkan daya saing di pasar. Beberapa UMKM telah mulai mengembangkan varian briket dengan campuran bahan lain seperti sekam padi dan serbuk gergaji untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi pembakaran. Inovasi ini diharapkan dapat menarik lebih banyak konsumen dan memperluas pangsa pasar.

Selain diversifikasi produk, perlunya upaya peningkatan branding dan pemasaran juga sangat penting. Pemerintah Desa Sukolilo bersama dengan dinas terkait sedang merancang strategi pemasaran yang lebih efektif, termasuk penggunaan media sosial dan e-commerce. Dengan demikian, diharapkan briket ampas tebu dapat dikenal lebih luas dan memiliki daya saing yang lebih tinggi di pasar nasional dan internasional. Kemitraan dengan sektor swasta dan investor juga merupakan langkah strategis untuk mengembangkan potensi briket ampas tebu. Beberapa perusahaan energi terbarukan telah menunjukkan minat untuk berinvestasi di sektor ini. Kerjasama ini tidak hanya menyediakan modal tambahan, tetapi juga transfer teknologi dan akses ke jaringan pasar yang lebih luas.

Dalam memastikan keberlanjutan jangka panjang, penting bagi UMKM untuk mengadopsi praktik produksi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Penelitian dan pengembangan terus dilakukan untuk menemukan cara yang lebih efisien dan ramah lingkungan dalam produksi briket. Dengan demikian, Desa Sukolilo tidak hanya dapat memanfaatkan sumber daya lokal secara optimal, tetapi juga berkontribusi pada upaya global dalam mengatasi perubahan iklim. Secara keseluruhan, inovasi briket ampas tebu telah memberikan dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi UMKM di Desa Sukolilo. Dengan dukungan yang terus berlanjut dari pemerintah, lembaga penelitian, dan sektor swasta, diharapkan bahwa potensi penuh dari inovasi ini dapat terealisasi, hal ini tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, tetapi juga memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan berkelanjutan di Indonesia. 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjaga Tradisi di Tengah Modernitas: Eksklusi Sosial yang Dihadapi Komunitas Adat Baduy

Pengalaman Hidup